HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Arab Saudi Kecam Keras Serangan Israel ke Iran, Sebut Pelanggaran Kedaulatan dan Hukum Internasional

 


ElangID – Pemerintah Kerajaan Arab Saudi secara resmi mengutuk serangan militer Israel terhadap Republik Islam Iran yang terjadi pada Jumat dini hari waktu setempat (13/6/2025). Serangan tersebut menargetkan sejumlah fasilitas strategis Iran, termasuk fasilitas pengayaan uranium di Natanz, pabrik rudal balistik, dan beberapa komandan militer, termasuk kepala Garda Revolusi Iran.

Dalam pernyataan resmi yang diterbitkan oleh Kementerian Luar Negeri Arab Saudi, serangan Israel disebut sebagai “agresi terang-terangan” yang melanggar kedaulatan dan keamanan Iran, serta merupakan pelanggaran nyata terhadap hukum dan norma internasional. “Kerajaan Arab Saudi menyampaikan kutukan dan kecaman keras atas agresi Israel yang merusak kedaulatan dan keamanan Republik Islam Iran,” bunyi pernyataan tersebut, seperti dikutip dari Al Arabiya dan Reuters.
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi juga menegaskan kembali posisinya yang menolak eskalasi konflik di kawasan Timur Tengah. Mereka memperingatkan bahwa ketegangan yang terus meningkat dan meluasnya kekerasan dapat mengancam keamanan serta stabilitas negara-negara dan masyarakat di wilayah tersebut. “Kerajaan menyerukan semua pihak untuk menahan diri dan mengambil langkah aktif guna meredakan situasi,” tambah pernyataan tersebut, menekankan perlunya upaya segera untuk menghindari konflik militer yang lebih luas.
Serangan Israel, yang dinamakan “Operasi Rising Lion” oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dilaporkan sebagai respons terhadap ancaman Iran, khususnya terkait program pengayaan nuklir dan serangan rudal sebelumnya pada 1 Oktober 2024. Israel mengklaim serangan tersebut bertujuan untuk “menangkal ancaman terhadap kelangsungan hidup Israel” dengan menargetkan fasilitas militer dan nuklir strategis Iran, termasuk markas Garda Revolusi di Teheran. Media Iran melaporkan ledakan di sejumlah lokasi, meskipun pemerintah Iran menyebut kerusakan akibat serangan ini “terbatas.”
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, mengecam serangan Israel sebagai “tindakan kotor dan berdarah” serta memperingatkan bahwa Israel akan menghadapi “hukuman berat” sebagai balasan. Iran menyatakan serangan tersebut sebagai deklarasi perang dan mengancam akan melakukan tindakan balasan tanpa ampun.
Arab Saudi, bersama dengan sejumlah negara lain seperti Malaysia, Uni Emirat Arab, Oman, Irak, dan Yordania, menyerukan penghentian segera siklus kekerasan di kawasan tersebut. Negara-negara ini juga menekankan pentingnya menahan diri untuk mencegah eskalasi yang dapat memicu perang lebih luas di Timur Tengah.
Pernyataan Arab Saudi ini mencerminkan kekhawatiran mereka terhadap dampak destabilisasi dari konflik Israel-Iran, terutama mengingat posisi strategis mereka di kawasan Teluk. Sebelumnya, Arab Saudi juga diketahui menolak keterlibatan dalam memfasilitasi serangan Israel melalui wilayah udaranya, menunjukkan sikap hati-hati dalam menjaga hubungan dengan Iran dan sekutu regionalnya.
Sementara itu, Amerika Serikat, yang menyatakan telah berkoordinasi dengan Israel sebelum serangan, mendesak kedua belah pihak untuk menghentikan siklus serangan balasan. Seorang pejabat senior AS menyatakan bahwa Washington “sepenuhnya siap” untuk membela Israel jika Iran melancarkan serangan balasan, tetapi juga menyerukan deeskalasi untuk menghindari konflik yang lebih luas.
Konflik ini terjadi di tengah ketegangan yang sudah meningkat di Timur Tengah, yang dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, serta pembunuhan pemimpin senior Hamas dan Hizbullah oleh Israel. Dengan meluasnya konflik yang melibatkan kelompok-kelompok yang didukung Iran seperti Hizbullah dan Houthi, kekhawatiran akan perang regional yang lebih besar terus meningkat.
Arab Saudi, sebagai salah satu kekuatan utama di kawasan, terus mendorong diplomasi dan penyelesaian damai untuk meredakan ketegangan, sekaligus menjaga posisinya sebagai mediator regional yang berpengaruh.
Artikel ini disusun berdasarkan informasi dari sumber-sumber yang tersedia, termasuk laporan dari Al Arabiya, Reuters, Antara News, dan BBC News Indonesia, serta pernyataan di media sosial yang relevan. Untuk pembaruan lebih lanjut, disarankan untuk memantau sumber berita resmi.

Posting Komentar