HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Sejarah lengkap Candi Prambanan: Sebuah kisah Legenda Roro Jonggrang atau Kerajaan Mataram Kuno


ElangID - Candi Prambanan, juga dikenal sebagai Candi Roro Jonggrang, adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia, terletak di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah, sekitar 17 km timur laut Kota Yogyakarta. 

Dibangun pada abad ke-9 oleh Dinasti Sanjaya dari Kerajaan Mataram Kuno, candi ini merupakan salah satu situs warisan dunia UNESCO dan keajaiban arsitektur Hindu di Asia Tenggara. 

Berikut adalah informasi lengkap tentang Candi Prambanan, termasuk sejarah, arsitektur, legenda, dan fakta penting lainnya.

Sejarah Candi Prambanan
Waktu Pembangunan: Candi Prambanan diperkirakan dibangun sekitar tahun 850 Masehi pada masa pemerintahan Rakai Pikatan, seorang raja dari Dinasti Sanjaya. 

Beberapa sumber menyebutkan bahwa candi ini didirikan untuk menandai kembalinya kekuasaan Hindu setelah periode dominasi Buddha oleh Dinasti Sailendra (yang membangun Candi Borobudur).

Tujuan Pembangunan: Candi ini didedikasikan untuk Trimurti, tiga dewa utama Hindu: Brahma (Pencipta), Wisnu (Pemelihara), dan Siwa (Pemusnah). 

Candi utama dipersembahkan untuk Siwa, mencerminkan pentingnya dewa ini dalam kepercayaan Hindu saat itu. Prambanan juga dianggap sebagai simbol kejayaan Dinasti Sanjaya dan kemungkinan digunakan untuk upacara keagamaan serta politik.

Penemuan Kembali
: Setelah ditinggalkan selama berabad-abad akibat letusan gunung berapi, perpindahan ibu kota Mataram ke Jawa Timur, dan bencana alam lainnya, candi ini ditemukan kembali pada abad ke-18 oleh Belanda. 

Restorasi besar-besaran dimulai pada abad ke-20 oleh pemerintah kolonial Belanda dan dilanjutkan oleh pemerintah Indonesia setelah kemerdekaan.

Status UNESCO: Pada tahun 1991, Candi Prambanan ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO karena nilai sejarah, budaya, dan arsitekturnya yang luar biasa.
Arsitektur dan Struktur
Candi Prambanan adalah kompleks candi yang terdiri dari ratusan candi besar dan kecil, dengan tata letak yang sangat terorganisir. Berikut adalah rincian utamanya:
Kompleks Utama:B
erdiri dari tiga candi utama (Trimurti) yang didedikasikan untuk Siwa (candi terbesar, setinggi 47 meter), Wisnu, dan Brahma. 

Ketiga candi ini menghadap ke timur dan terletak di pelataran utama.
Di depan masing-masing candi utama terdapat candi kecil yang didedikasikan untuk wahana (kendaraan) dewa: Nandi (banteng untuk Siwa), Garuda (burung untuk Wisnu), dan Angsa (untuk Brahma).

Candi Perwara: Di sekitar candi utama terdapat 224 candi kecil (candi perwara) yang mengelilingi pelataran dalam pola konsentris. 
Candi-candi ini kemungkinan digunakan untuk meditasi atau upacara pendukung.

Relief: Dinding candi, terutama candi Siwa, dihiasi dengan relief batu yang sangat indah, menggambarkan kisah epik Ramayana dan Krishnayana. Relief ini dibaca searah jarum jam (pradaksina) dan merupakan salah satu karya seni terbaik dari masa itu.

Desain Arsitektur: Candi Prambanan mengikuti gaya arsitektur Hindu-Jawa dengan ciri khas candi bertingkat yang menyerupai gunung suci (Meru). Setiap candi memiliki tiga bagian: bhurloka (kaki candi, dunia manusia), bhuvarloka (badan candi, dunia peralihan), dan svarloka (puncak candi, dunia dewa).

Kerusakan dan Restorasi: Banyak bagian candi rusak akibat gempa bumi, letusan gunung berapi, dan penjarahan. Gempa besar pada tahun 2006 menyebabkan kerusakan signifikan, tetapi candi telah dipugar secara bertahap. Beberapa candi perwara masih dalam kondisi reruntuhan.
Legenda Roro Jonggrang
Candi Prambanan erat kaitannya dengan legenda Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang, sebuah cerita rakyat Jawa yang terkenal:
Ringkasan Legenda: Bandung Bondowoso, seorang pangeran sakti dari Kerajaan Pengging, jatuh cinta pada Roro Jonggrang, putri Kerajaan Boko, setelah membunuh ayahnya, Prabu Boko. 

Roro Jonggrang, yang membenci Bandung, mengajukan syarat mustahil: membangun 1.000 candi dalam semalam. 

Dengan bantuan jin, Bandung hampir berhasil, tetapi Roro Jonggrang mengelabui jin dengan membuat suasana pagi. Marah karena gagal, Bandung mengutuk Roro Jonggrang menjadi arca untuk melengkapi candi ke-1.000.

Hubungan dengan Candi: Arca Dewi Durga di ruang utara candi Siwa diyakini sebagai perwujudan Roro Jonggrang. 

Kompleks candi ini sering disebut Candi Roro Jonggrang, dan candi-candi kecil di sekitarnya dikaitkan dengan "Candi Sewu" (meskipun jumlahnya tidak mencapai seribu).

Makna Budaya: Legenda ini mencerminkan nilai-nilai seperti konsekuensi pengkhianatan, cinta yang tidak bisa dipaksa, dan kekuatan magis dalam budaya Jawa. Beberapa ahli berpendapat bahwa cerita ini mungkin merupakan interpretasi rakyat terhadap konflik historis antara Dinasti Sanjaya dan Sailendra.
Fakta Penting dan Daya Tarik Wisata
Lokasi: Terletak di Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, dan sebagian di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Aksesibilitas: Mudah dijangkau dari Yogyakarta dengan kendaraan pribadi, bus, atau tur wisata. Bandara Adisutjipto dan Stasiun Tugu Yogyakarta adalah titik transit utama.
Daya Tarik Wisata:
Sendratari Ramayana: Pertunjukan tari epik Ramayana diadakan di panggung terbuka dekat candi pada malam hari, terutama saat bulan purnama. 
    Pertunjukan ini menggabungkan tarian Jawa klasik, musik gamelan, dan pencahayaan dramatis.

Sunrise dan Sunset: Pemandangan candi saat matahari terbit atau terbenam sangat memukau, menjadi favorit para fotografer.

Museum Prambanan: Berisi artefak arkeologi dan informasi tentang sejarah candi.
Situs Terdekat: Candi Sewu, Candi Plaosan, dan Keraton Ratu Boko berada di dekatnya, sering dikunjungi dalam satu rute wisata.

Jam Operasional dan Tiket
: Kompleks candi biasanya buka dari pukul 06.00 hingga 17.00 WIB. Tiket masuk untuk wisatawan domestik sekitar Rp40.000–Rp50.000, sedangkan untuk wisatawan asing sekitar USD18–USD25 (harga dapat berubah, sebaiknya cek situs resmi atau sumber terbaru).

Event Khusus: Candi Prambanan sering menjadi lokasi festival budaya, upacara keagamaan Hindu, dan acara seni.
Signifikansi Budaya dan Agama
Agama Hindu: Prambanan adalah salah satu candi Hindu terpenting di Indonesia, masih digunakan untuk upacara keagamaan seperti Nyepi dan Galungan oleh umat Hindu Bali dan Jawa.

Simbol Toleransi: Meskipun merupakan candi Hindu, Prambanan terletak dekat dengan Candi Sewu dan Plaosan (candi Buddha), mencerminkan harmoni antaragama pada masa Mataram Kuno.
Warisan Budaya: Candi ini adalah simbol kejayaan seni dan arsitektur Jawa kuno, menarik peneliti, arkeolog, dan wisatawan dari seluruh dunia.
Tantangan dan Pelestarian
Ancaman Alam: Gempa bumi dan letusan Gunung Merapi sering mengancam struktur candi. Pemerintah dan UNESCO terus berupaya melindungi situs ini.

Pariwisata Massal: Jumlah pengunjung yang besar dapat memengaruhi pelestarian candi. Pengelola menerapkan aturan ketat, seperti larangan menyentuh relief.

Restorasi Berkelanjutan: Banyak candi perwara masih dalam proses rekonstruksi, membutuhkan dana dan keahlian arkeologi yang besar.
Penutup
Candi Prambanan bukan hanya monumen bersejarah, tetapi juga simbol keagungan budaya dan spiritualitas Hindu-Jawa.
Dengan arsitektur megah, relief yang memukau, dan kisah legenda Roro Jonggrang yang memikat, candi ini terus menjadi destinasi wisata dan penelitian yang tak pernah kehilangan pesonanya. Bagi pengunjung, Prambanan menawarkan pengalaman menyatu dengan sejarah, seni, dan keindahan alam Indonesia.
Source:
Situs Warisan Dunia UNESCO: Prambanan Temple Compounds

Posting Komentar