Mode Gelap
Artikel teks besar

BREAKING NEWS: Gencatan Senjata India-Pakistan Resmi Berlaku 10 Mei 2025!



ElangID - 10 Mei 2025 – India dan Pakistan, dua negara bersenjata nuklir di Asia Selatan, telah menyepakati gencatan senjata menyeluruh yang berlaku mulai Sabtu, 10 Mei 2025, pukul 17.00 Waktu Standar India (IST) atau 11.30 GMT. Kesepakatan ini mengakhiri tiga hari konflik bersenjata yang pecah pada Rabu, 7 Mei 2025, di wilayah sengketa Kashmir, menyusul eskalasi ketegangan setelah serangan teroris di Pahalgam pada 22 April 2025 yang menewaskan 26 warga sipil, sebagian besar wisatawan India.
Latar Belakang Konflik
Ketegangan antara India dan Pakistan meningkat tajam sejak serangan di Pahalgam, yang memicu pelanggaran gencatan senjata berulang di sepanjang Garis Kontrol (LoC) di Jammu dan Kashmir. Kementerian Pertahanan India melaporkan bahwa Pakistan melanggar gencatan senjata selama 10 hari berturut-turut hingga 4 Mei 2025, dengan tembakan senjata ringan di berbagai sektor LoC, termasuk Kupwara, Baramulla, Poonch, dan Rajouri. Militer India menanggapi serangan tersebut secara proporsional.
Pada 7 Mei 2025, konflik meningkat menjadi perang terbuka, dengan laporan serangan rudal dari kedua belah pihak. Pakistan mengklaim India menyerang tiga pangkalan militernya, sementara India melaporkan serangan balasan Pakistan terhadap pangkalan penyimpanan rudal di wilayah utara, termasuk Udhampur dan Pathankot.
Proses Gencatan Senjata
Kesepakatan gencatan senjata diprakarsai melalui komunikasi langsung antara Direktur Jenderal Operasi Militer (DGMO) Pakistan dan India pada Sabtu, 10 Mei 2025, pukul 15.35 IST. Kedua pejabat sepakat untuk menghentikan semua aktivitas militer di darat, laut, dan udara mulai pukul 17.00 IST. Instruksi segera diteruskan ke unit militer masing-masing negara.
Perundingan ini juga melibatkan komunikasi tingkat tinggi antara pejabat keamanan nasional. Kepala Penasihat Keamanan Nasional (NSA) Pakistan dan pejabat tinggi Inter-Services Intelligence (ISI), Asim Malik, menghubungi NSA India, Ajit Doval, pasca-Operasi Sindoor yang dilakukan India.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengklaim peran mediasi AS dalam kesepakatan ini, mengumumkan gencatan senjata melalui platform Truth Social pada Sabtu, 10 Mei 2025. Trump memuji “akal sehat dan kecerdasan tinggi” kedua negara, dengan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio dan Wakil Presiden JD Vance terlibat dalam pembicaraan selama 48 jam dengan pejabat senior India dan Pakistan, termasuk Perdana Menteri Narendra Modi dan Shehbaz Sharif.
Namun, sumber diplomatik India menegaskan bahwa kesepakatan ini murni hasil komunikasi bilateral antara kedua negara, dengan DGMO Pakistan yang memulai panggilan. India juga menegaskan bahwa gencatan senjata dijalankan berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh New Delhi, mencerminkan sikap tegasnya terhadap terorisme.
Pernyataan Resmi
  • India: Menteri Luar Negeri India, Dr. S. Jaishankar, menyatakan melalui X bahwa India dan Pakistan telah mencapai kesepahaman untuk menghentikan tembakan dan aksi militer. Ia menegaskan komitmen India untuk mempertahankan sikap tegas terhadap terorisme. Sekretaris Luar Negeri Vikram Misri mengonfirmasi bahwa instruksi telah diberikan kepada militer untuk menghentikan semua aksi, dengan pertemuan lanjutan antar-DGMO dijadwalkan pada Senin, 12 Mei 2025, pukul 12.00 IST untuk mengevaluasi situasi.
  • Pakistan: Wakil Perdana Menteri dan Menteri Luar Negeri Pakistan, Ishaq Dar, mengumumkan melalui X bahwa kedua negara sepakat untuk gencatan senjata dengan efek segera. Ia menegaskan komitmen Pakistan untuk perdamaian tanpa mengorbankan kedaulatan dan integritas teritorial. Perdana Menteri Shehbaz Sharif menyebut kesepakatan ini sebagai “awal baru” menuju stabilitas kawasan.
  • Pihak Ketiga: Menteri Luar Negeri Pakistan juga mengakui peran Arab Saudi, Turki, dan puluhan negara lain dalam upaya diplomatik, meskipun India bersikeras bahwa kesepakatan ini bersifat bilateral.
Dampak dan Harapan
Gencatan senjata ini menjadi langkah krusial untuk meredakan ketegangan antara dua negara yang telah berkonflik selama puluhan tahun, terutama di wilayah Kashmir yang disengketakan sejak kemerdekaan mereka dari Inggris pada 1947. Konflik di Kashmir telah menyebabkan ribuan korban jiwa, termasuk sekitar 70.000 orang sejak 1989 akibat pemberontakan anti-India yang diduga didukung Pakistan, meskipun Pakistan hanya mengklaim memberikan dukungan moral dan diplomatik.
Dunia kini menantikan apakah kesepakatan ini akan dihormati dan membuka jalan bagi dialog damai yang lebih luas. Pakar hubungan strategis India, Sushant Sareen, sebelumnya memperingatkan risiko “hujan rudal” jika konflik meningkat, mengingatkan kerentanan kota-kota besar seperti New Delhi, Islamabad, dan Lahore.
Sekjen PBB Antonio Guterres, yang sebelumnya mendesak kedua negara untuk menghindari perang terbuka, belum memberikan pernyataan resmi terkait gencatan senjata ini.
Langkah Selanjutnya
Pertemuan antar-DGMO pada 12 Mei 2025 akan menjadi indikator awal kepatuhan kedua belah pihak terhadap kesepakatan. Pakistan telah membuka kembali wilayah udaranya untuk penerbangan sipil, menandakan de-eskalasi awal. Sementara itu, India tetap mengerahkan pasukan di sepanjang LoC untuk mengantisipasi potensi pelanggaran.
Gencatan senjata ini, meskipun rapuh, menawarkan harapan baru bagi perdamaian di kawasan yang telah lama dilanda konflik. Namun, penyelesaian permanen atas sengketa Kashmir dan isu-isu bilateral lainnya masih memerlukan komitmen diplomatik yang berkelanjutan dari kedua negara.
Sumber:
  • Kompas.com
  • ANTARA News
  • JPNN.com